Pertanyaan:
Assalamualaikum Wr. Wb
Dear Dr. Prita yang dirahmati Allah, saya seorang ibu yang baru saja mempunyai anak, usia anak saya sekarang 3 bulan..dari sejak hamil dan kebetulan saya periksa di JIH, saya banyak sekali mendapat motivasi untuk melahirkan secara normal dan memberikan ASI eksklusif hingga anak berusia 6 bulan dari Dokter..dan alhamdulillah ASI saya banyak dan anak saya berat badannya diusia 3 bulan mencapai 6 kilo lebih,sehingga insyaalloh saya akan tetap menjalankan program ASI ekslusif ini insyaalloh dapat tetap memberikan ASI sampai usia 2 tahun, amiin.. yang ingin saya tanyakan adalah masalah yang sedang dihadapi oleh teman saya yang saat ini anaknya berusia 1 bulan, sejak dia mengandung memang kandungannya sudah bermasalah karna placenta previa sehingga dia sering pendarahan dan akhirnya harus melahirkan secara sesar, kemudian sampai 3 hari setelah melahirkan air susunya belum juga keluar sehingga bilirubin anaknya mencapai 16 dan harus masuk inkubator sampai harus minum sufor selama beberapa hari, dihari ke 7 air susunya sudah keluar dan anaknya sudah mulai diberikan ASI kembali, tetapi yang jadi masalah adalah sampai diusia 45 hari berat badan anaknya hanya naik 3 ons, dari 3,1 kg menjadi 3,4 kg. Jika seperti ini kondisinya apakah teman saya ini tetap melanjutkan memberikan ASI saja atau bolehkan ditambah sufor??
Sebelumnya terima kasih Dok..

Jawaban :

Ibu Rizqi yang berbahagia,

Assalaamu’alaikum wr. Wb.

Saya turut berbahagia mendengar ibu tetap memberikan ASI eksklusif hingga usia 3 bulan ini.  Dan bersyukur pula karena dengan ASI eksklusif tersebut bayi menunjukkan tumbuh kembang yang baik.  Semoga pemberian ASI eksklusif ini bisa dilanjutkan sampai dengan usia 6 bulan, dan kemudian dilanjutkan dengan tambahan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) sampai dengan bayi usia 2 tahun.  Selama kurun usia 6 bulan – 24 bulan pun sebenarnya tidak perlu susu formula, melainkan ASI dan MPASI itu saja.

Mengenai bayi teman yang saat ini usianya 1 bulan, Alhamdulillah, kalau ia sudah kembali ke pelukan ASI.  Hendaknya pada saat memutuskan pemberian ASI kembali, maka pada saat itu juga pemberian susu formula harus dihentikan.  Kemudian dievaluasi sudah benarkah perlekatan mulut bayi ke payudara ibunya. Berikut ini posisi perlekatan bayi yang benar :

–          Badan bayi menempelmenghadap badan ibu

–          Kepala bayi terletak di lengkung siku ibu, muka bayi berada di depan payudara ibu, dan dagu bayi menempel di payudara

–          Bayi membuka mulutnya dengan lebar, sehingga sebagian besar areola (area melingkar di sekeliling puting payudara yang berwana lebih gelap) terutama areola bawah masuk ke dalam mulut bayi.

–          Bayi menghisap dengan hisapan yang teratur dan ibu tidak merasa sakit.

Namun, pada sebagian ibu baru, posisi perlekatan yang benar ini tidak bisa langsung didapatkan.  Membutuhkan kesabaran, dan ketelatenan.  Kalau merasa ragu, tidak yakin, atau ada kesulitan dalam memosisikan bayi, bisa berkonsultasi kepada konselor laktasi atau klinik laktasi terdekat.

Di samping itu, tentu saja teman bu Rizki tersebut juga harus menjaga kecukupan asupan cairan dan makan makanan bergizi.  Bila perlu bisa ditambah dengan suplemen untuk meningkatkan produksi ASI.  Ia juga harus diyakinkan dan mendapatkan dukungan dari keluarga terdekat sehingga merasa bahagia dan percaya diri bahwa ASI adalah sumber satu-satunya makanan sekaligus minuman bayi yang terbaik.  Dengan demikian, susu formula sama sekali tidak diperlukan dalam hal ini.  Ada pun perihal pertambahan berat badan yang dirasakan kurang, sebenarnya tak perlu dikhawatirkan.  Adalah normal apabila pada 1-2 pekan pertama setelah lahir, bayi akan kehilangan berat badannya sekitar 100 sampai 200 gram, baru  kemudian meningkat kembali.  Tetap dan yakinlah dengan nutrisi pemberian Allah SWT ini.

Wassalaamu’alaikum wr. Wb.

dr. Prita Kusumaningsih, SpOG

 208 total views,  1 views today