Sunat adalah tindakan pembedahan minor untuk menghilangkan atau memotong sebagian kulup, yaitu lipatan kulit yang menutupi ujung penis. Meskipun umumnya dilakukan saat masih bayi atau masa kanak-kanak, prosedur sunat juga dapat dilakukan pada orang dewasa untuk alasan agama, budaya, atau medis.

Lantas, apa manfaat sunat bagi pria dan metode apa saja yang biasanya digunakan dalam prosedur sunat? Simak penjelasan selengkapnya di sini.

Apa itu Sunat?

Sunat adalah prosedur medis yang bertujuan melepaskan kulup atau kulit terluar yang menyelubungi penis. Prosedur ini dapat dilakukan pada bayi, anak-anak hingga orang dewasa.

Di Indonesia sendiri, khitan atau sunat adalah proses yang umumnya dilakukan ketika anak laki-laki berusia 6–10 tahun atau saat memasuki usia sekolah dasar. Pasalnya, semakin tua usia pria yang disunat, maka semakin rumit pula prosedur yang dijalani dan rata-rata membutuhkan waktu yang lebih lama untuk proses penyembuhannya.

Meski pada awalnya sunat cenderung didasari oleh alasan budaya dan agama, kini prosedur ini banyak disarankan pada setiap pria untuk menjaga kebersihan dan kesehatan alat kelaminnya. Bahkan, CDC telah merekomendasikan sunat untuk mengurangi risiko infeksi HIV.

Siapa yang Tidak Dianjurkan Sunat?

Secara umum, setiap pria disarankan dan dibolehkan sunat, kecuali pria dengan beberapa kondisi berikut:

  • Bayi yang belum genap berusia 12–24 jam.
  • Penderita hipospadia (lubang uretra terletak di bagian bawah penis), karena memerlukan teknik operasi khusus.
  • Menderita gangguan pembekuan darah, seperti hemofilia.
  • Terdapat gangguan pada posisi penis.
  • Menderita kelainan kulit atau jaringan ikat yang menghambat proses penyembuhan luka.

Manfaat Sunat bagi Kesehatan Pria

Pria dianjurkan untuk melakukan sunat karena bermanfaat bagi kesehatan. Sejumlah manfaat sunat adalah sebagai berikut ;

1. Menjaga Kebersihan Penis

Salah satu tujuan sunat adalah menjaga kebersihan penis. Pasalnya, kulup pada ujung kemaluan berpotensi menjadi tempat penumpukan sel kulit mati, bakteri, dan minyak. Tanpa menjalani sunat, penis harus dibersihkan dengan ekstra. Jika tidak, maka akan timbul penumpukan daki atau bercak putih kekuningan (smegma) yang berbau tidak sedap dan meningkatkan risiko infeksi.

2. Mencegah Penularan Penyakit Menular Seksual

Sunat bagi pria juga bermanfaat untuk mengurangi risiko penyakit menular seksual, seperti herpes genital, HIV, dan sifilis. Manfaat ini juga dapat menurunkan risiko penyakit menular seksual pada pasangan wanitanya.

3. Mengurangi Risiko Gangguan Penis

Umumnya, tujuan sunat adalah untuk menurunkan risiko seorang pria terserang gangguan pada penis seperti, fimosis dan balanitis. Perlu diketahui, pria dewasa yang belum disunat berisiko lebih tinggi mengalami fimosis, yaitu kondisi dimana kulup penis yang tertarik, malah tersangkut atau tidak dapat kembali ke posisi semula.

Sementara itu, balanitis dapat terjadi ketika kulit terluar penis dan kepala penis yang belum disunat mengalami infeksi sehingga terasa gatal, meradang, dan memerah.

4. Mengurangi Risiko Infeksi Saluran Kemih

Salah satu manfaat sunat atau khitan adalah mengurangi risiko infeksi saluran kemih (ISK). Meski umumnya ISK lebih banyak terjadi pada wanita, namun pria yang belum sunat juga memiliki risiko tinggi terserang infeksi saluran kemih.

5. Mengurangi Risiko Kanker Penis

Meski risiko kanker penis pada pria cenderung rendah, namun pria yang tidak disunat berisiko tinggi mengalami penyakit ini karena beberapa penyakit seperti infeksi HIV, infeksi HPV, fimosis, dan balanitis merupakan faktor risiko dari kanker penis.

Persiapan Sebelum Sunat

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menjalani sunat adalah sebagai berikut:

  • Pertama-tama, biasanya dokter akan menjelaskan mengenai manfaat dan risiko sunat.
  • Pasien dan wali akan diminta mengisi formulir persetujuan.
  • Menjalani tes darah untuk pemeriksaan bleeding dan clotting time (BT dan CT).
  • Pasien juga diminta untuk menjelaskan jika ada riwayat penyakit tertentu dalam keluarga, misalnya hemofilia yang dapat memicu perdarahan setelah sunat.
  • Bagi pasien dewasa, biasanya akan diminta untuk menghindari hubungan seks dan aktivitas berat sementara waktu sebelum menjalani prosedur.
  • Pasien dewasa terkadang akan diminta untuk mencukur bulu kemaluan.
  • Pasien disarankan untuk menghindari minuman beralkohol dan rokok sementara waktu guna meminimalkan kemungkinan perdarahan.
  • Pada pasien anak-anak, biasanya orang tua disarankan untuk membawa mainan atau barang-barang tertentu agar anak merasa nyaman.

Pelaksanaan Prosedur Sunat

Pelaksanaan prosedur sunat dapat dilakukan dengan beberapa metode. Bahkan, saat ini jenis sunat sudah cukup beragam, mulai dari bedah konvensional hingga modern, seperti electric cauter, klamp, dan laser CO2.

Selain jenisnya yang cukup beragam, metode anestesi sunat biasanya juga dilakukan dengan dua pilihan, yaitu anestesi lokal dan total. Anestesi lokal adalah metode pembiusan untuk menghilangkan rasa nyeri pada bagian tubuh tertentu.

Sunat anestesi lokal biasanya dilakukan untuk menangani pasien usia dewasa dan anak-anak yang cenderung sudah cukup bisa mengendalikan emosi selama prosedur berjalan. Pasien sunat dengan anestesi lokal umumnya langsung diperbolehkan pulang setelah tindakan selesai.

Sementara itu, metode anestesi total dilakukan untuk membuat pasien tertidur selama prosedur pembedahan berlangsung. Metode ini biasanya digunakan untuk menangani pasien anak-anak dengan kondisi tertentu, misalnya anak yang merasa sangat cemas atau mudah terserang panik.

Risiko Sunat yang Dapat Terjadi

Meski jarang terjadi, prosedur sunat juga memiliki sejumlah risiko tertentu yang perlu diwaspadai, seperti:

  • Gangguan saluran kemih.
  • Infeksi.
  • Perdarahan, utamanya pada pria dengan kondisi gangguan pembekuan darah.
  • Sisa kulup menempel kembali ke ujung penis.
  • Potongan kulup terlalu panjang atau pendek.

Segera konsultasikan dengan dokter apabila mengalami beberapa kondisi berikut pasca sunat:

  • Demam.
  • Perdarahan yang tak kunjung berhenti.
  • Pembengkakan pada penis yang semakin parah hingga dua minggu lebih.
  • Muncul cairan bernanah dari penis dan berbau tidak sedap.
  • Gangguan buang air kecil yang tak kunjung membaik.

Perawatan Setelah Sunat

Normalnya, setelah sunat penis akan mengalami pembengkakan, memar, dan kemerahan. Pada bayi, luka sunat biasanya membutuhkan waktu 7–10 hari untuk sembuh, sedangkan luka pada anak-anak dan orang dewasa umumnya lebih lama hingga mencapai 2–3 minggu.

Untuk menghindari munculnya efek samping dan mempercepat penyembuhan, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan setelah sunat adalah:

  • Menggunakan celana yang longgar atau sarung untuk menghindari gesekan pada penis.
  • Pada pasien bayi, pastikan untuk membersihkan penis dan mengganti popok setidaknya 2–3 jam sekali untuk mencegah area tersebut menjadi lembap dan terkena infeksi.
  • Menghindari aktivitas berat, seperti berolahraga.
    Melakukan kontrol ke dokter secara rutin untuk mencegah kemungkinan terkena infeksi.
  • Mengonsumsi obat pereda nyeri sesuai resep dokter.
  • Pria dewasa tidak disarankan melakukan hubungan seksual setidaknya 4–6 minggu setelah sunat hingga lukanya sembuh sepenuhnya.

Setelah mengetahui beberapa manfaat sunat bagi kesehatan di atas, maka bagi Anda yang belum pernah menjalaninya, tidak ada salahnya untuk mempertimbangkan prosedur ini. Dengan menjalani sunat, Anda dapat menjaga kesehatan organ reproduksi lebih optimal.

Sebelum itu, Anda dapat melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter RS Al Fauzan untuk membahas seputar metode sunat dan hal-hal terkait lainnya.

Prosedur pembedahan sunat di RS Al Fauzan akan dilakukan oleh dokter spesialis yang terpercaya. Segera buat janji temu dan booking dengan dokter terkait.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 35 total views,  1 views today