HAMIL DI LUAR KANDUNGAN, APA ARTINYA?…………
Sebuah kehamilan, normalnya berlangsung di dalam rongga rahim. Apabila hasil pembuahan tertanam di luar rongga rahim, maka disebut hamil di luar kandungan atau dikenal dengan istilah Kehamilan Ektopik (KE).
Yang sering menjadi tempat ‘nyasarnya’ KE adalah di saluran telur (Tuba Fallopii). 90% lebih KE terjadi di saluran telur. Sisanya terjadi di tempat-tempat lain, misalnya di indung telur, dimulut rahim, atau di rongga perut. Karena kehamilan ini berlangsung tidak di tempat yang normal (misalnya di saluran telur), maka saat mudigah makin membesar (biasanya di usia 8 – 10 pekan), maka pecah atau robeklah saluran telur tersebut. Robekan tersebut mengakibatkan perdarahan yang biasanya cukup deras.
Masalahnya, darah tersebut tertampung di dalam rongga perut, tidak keluar melalui vagina. Sehingga, yang tampak dari luar (vagina) hanyalah perdarahan sedikit-sedikit yang merupakan efek perubahan hormonal kehamilan saja.
Sementara itu, darah yang keluar ke rongga perut semakin banyak dan menimbulkan nyeri perut yang luar biasa. Pasien tampak pucat karena kurang darah. Perutnya tegang. Saat diperiksa di laboratorium, kadar hemoglobinnya makin lama makin menurun. Bahkan, apabila tidak segera mendapatkan pertolongan maka bisa terjadi syok yang berakibat fatal. Kondisi kehamilan ektopik yang pecah ini dinamakan KET (Kehamilan Ektopik Terganggu).
BAGAIMANA TINDAKAN SELANJUTNYA?
Pertolongannya tentu saja dengan mencari sumber perdarahan dan menghentikannya. Karena sumber perdarahan ada di saluran telur yang pecah, maka harus ditempuh dengan jalan operasi. Bila terjadi anemia akibat perdarahan yang terlalu banyak maka akan dilakukan transfusi. Jadi operasi KET ini memang masuk kategori operasi mendadak.
Memang, bisa saja KE sudah diketahui pada saat belum pecah. Biasanya secara kebetulan, yaitu kalau ada gejala kehamilan dengan test yang positif, tetapi ternyata di dalam rahim tidak dijumpai kantung kehamilan. Dengan USG transvaginal mungkin bisa ditemukan kantung kehamilan tersebut pada daerah tuba Fallopii. KE yang masih utuh ini tidak harus dioperasi, namun bisa diatasi dengan pemberian injeksi obat sitostatika (methothrexate) yang bertujuan menghancurkan buah kehamilan yang tidak pada tempatnya tersebut.
APAKAH MASIH BISA HAMIL LAGI?
Tentu saja kehamilan berikutnya masih dimungkinkan dengan syarat saluran telur pada sisi sebelahnya masih berfungsi dengan baik.
WASPADA, BILA MENGALAMI :
1. Terlambat haid dan test kehamilan positif
2. Nyeri perut yang menetap
3. Perdarahan sedikit-sedikit dari vagina
Bila terjadi ketiga hal tersebut, segeralah datang ke dokter. Jangan sekali-sekali malahan memanggil dukun urut untuk memijat perut yang sakit. Sering dijumpai KE yang sudah banjir darah dalam rongga perut atau keguguran biasa yang darahnya mengucur deras setelah kena tangan tukang urut.
Sumber : http://drprita.multiply.com/reviews/item/48
267 total views, 1 views today
Assalamu’alaikum.Wr.Wb.
dr. prita..apa penyebabnya hamil di luar kandungan. sudah 2x saya mangalaminya. jazakallah. wa’salamu’alaikum Wr.Wb.
Jawaban :
Wa’alaikum salaam wr. Wb
Bu Heni yang dirahmati Allah,
Saya turut bersimpati atas kejadian dua kali berturut-turut hamil di luar kandungan yang ibu alami.
Sebelum membicarakan tentang hamil di luar kandungan – atau lebih tepatnya di luar rahim – ijinkan saya untuk menjelaskan proses terjadinya kehamilan yang normal terlebih dahulu. Proses dimulai pada saat indung telur (ovarium) seorang wanita melepaskan sebutir sel telur, maka sel telur tersebut langsung ‘ditangkap’ oleh ujung dari saluran telur yang berbentuk seperti tangan. Dengan bantuan rambut getar (silia) yang ada di sepanjang saluran telur, sebutir telur tersebut selanjutnya masuk ke saluran telur. Apabila pada saat itu ada sel sperma, maka terjadilah pembuahan di dalam sel telur. Hasil pembuahan (zygot) kemudian bertumbuh menjadi 2 sel, 4 sel, dan seterusnya dan bersamaan dengan itu mengalir masuk ke dalam rongga rahim. Di dalam rongga rahim, zygot menancapkan diri ke dalam dinding rahim – yang sebelumnya sudah dipersiapkan sehingga menjadi sangat tebal, penuh dengan nutrisi dan pembuluh darah yang membesar dan memanjang. Selanjutnya, zygot berkembang menjadi mudigah, janin, dan seterusnya sampai berusia 40 pekan dan siap dilahirkan.
Pada kehamilan ektopik, proses masuknya zygot ke dalam rongga rahim tidak terjadi, karena zygot tersebut mengalami hambatan dalam perjalanannya di saluran telur. Akhirnya zygot bertumbuh menjadi mudigah di dalam saluran telur, yang berdinding tipis dan berdiameter kecil. Akibatnya, saat mudigah membesar, dinding saluran telur itu pun mengalami perobekan. Darah mengucur masuk ke dalam rongga perut. Timbunan darah tersebut menimbulkan rasa nyeri, sementara darah yang berasal dari robekan seluran telur terus mengucur. Kondisi ini merupakan kondisi gawat darurat. Solusinya adalah tindakan operasi “Segera” untuk menghentikan perdarahan. Pada umumnya adalah berupa pemotongan dan penjahitan saluran telur yang robek.
Pertanyaan selanjutnya tentu “mengapa perjalanan hasil pembuahan mengalami hambatan”? Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, antara lain :
• Bekas infeksi yang terjadi di saluran telur
• Kelainan bentuk saluran telur
• Ada tumor yang menekan bagian saluran telur sehingga kapasitasnya berkurang.
• Ada perlengketan sehingga anatomi saluran telur berubah.
Yang manakah yang dialami oleh bu Heni? Tentu saja hal tersebut, memerlukan pemeriksaan yang menyeluruh.
Sekian dulu, semoga ibu kini telah cukup mengerti. Saya berdoa semoga kehamilan ketiga nanti berlangsung dengan normal ya bu.
Wassalaamu’alaikum wr.wb
dr. Prita Kusumaningsih,SpOG