PENGARUH KEHAMILAN TERHADAP KESEHATAN GIGI DAN MULUT

Oleh : drg. Cerry Puspa Sari

 

Kehamilan merupakan kondisi dinamis yang dapat menimbulkan beberapa perubahan sementara dalam fisiologi sistem tubuh, termasuk rongga mulut. Berkut ini adalah beberapa kondisi di dalam rongga mulut yang muncul akibat perubahan kondisi tubuh saat kehamilan. 

 

Epulis Kehamilan

 

 

 

 

 

 

Epulis kehamilan tampak sebagai pembesaran jaringan gusi yang terletak di antara celah gigi dan ukurannya dapat mencapai diameter 2 cm. Terjadi pada 0,2-5% ibu hamil. Dapat muncul kapanpun selama kehamilan, tetapi paling umum timbul selama trimester kedua. Perubahan hormonal terkait kehamilan dapat menghasilkan respon gusi yang berlebihan terhadap plak dan karang gigi yang kemudian mendasari terbentuknya epulis.

Penanganannya umumnya berupa observasi karena kondisi ini dapat hilang dengan sendirinya setelah masa kehamilan selesai. Namun terkadang bisa saja diperlukan tindakan pengangkatan epulis secara bedah jika kondisi ini tidak menghilang setelah kehamilan atau jika ditemukan adanya gejala nyeri, pendarahan, dan mengganggu fungsi bicara dan atau pengunyahan dari epulis selama masa kehamilan.

Selain itu, faktor lokal lainnya yang mempengaruhi timbulnya epulis juga perlu diperbaiki. Tindakan pembersihan karang gigi dapat dilakukan sebagai perawatan tambahan selain observasi atau pengangkatan epulis secara bedah.

 

Radang Gusi terkait kehamilan 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kondisi ini yang paling umum dijumpai dan dialami sekitar 60-70% wanita hamil. Umumnya terjadi di bulan kedua kehamilan dan akan semakin parah samapai ke bulan delapan berikutnya. Di bulan terakhir kehamilan, radang gusi biasanya berkurang dan setelah melahirkan kondisi gusi akan kembali seperti sebelumnya.

Peningkatan keparahan radang gusi selama kehamilan dikaitkan dengan fluktuasi kadar hormon progesteron dan estrogen, disertai perubahan flora rongga mulut dan penurunan respon imun saat hamil sehingga menyebabkan terjadinya pendarahan dan pembekakan gusi.

Penanganannya meliputi kunjungan secara teratur ke dokter gigi serta edukasi untuk mengetahui sumber penyebab dan tindakan pencegahannya. Untuk radang gusi yang ringan, dianjurkan melakukan tindakan pembersihan mulut secara menyeluruh, termasuk menyikat gigi dengan pasta gigi mengandung fluor dan pembersihan area celah gigi dengan benang gigi. Jika radang gusi berat, diperlukan tindakan pembersihan oleh dokter gigi. Kumur larutan garam (1 sdt garam dilarutkan dengan 1 gelas air hangat) dapat membantu meredakan iritasi. 

 

Erosi Gigi

 

 

Erosi gigi adalah kerusakan lapisan permukaan gigi akibat asam. Pada masa kehamilan, efek asam yang timbul dari gejala muntah berulang dapat menimbulkan efek erosi gigi. Umumnya kondisi erosi gigi dijumpai dengan keluhan rasa sensitif pada gigi.

Penanganan kondisi ini ditujukan untuk mengurangi paparan asam di rongga mulut. Hal ini terutama dilakukan wanita hamil yang mengalami hyperemesis. Berkumur dengan larutan baking soda (1 sdt baking soda dicampur dalam 1 gelas air) setelah terjadinya muntah dapat menetralisir asam dan mencegah kerusakan gigi. Hindari menyikat gigi segera setelah muntah dan gunakan bulu sikat yang lembut untuk mengurangi risiko kerusakan email gigi. Obat kumur mengandung fluor dapat digunakan untuk melindungi gigi sensitif akibat erosi gigi.

 

Gigi Berlubang

Ibu hami lebih mudah mengalami gigi berlubang dikarenakan beberapa alasan, yaitu peningkatan keasaman mulut, peningkatan konsumsi makanan manis, dan berkurangnya perhatian akan kesehatan rongga mulut. Muntah berulang yang sering dijumpai saat kehamilan dapat meningkatkan keasaman di rongga mulut sehingga gigi menjadi lebih mudah mengalami gigi berlubang. Sementara itu, perubahan kebiasaan makan di tahap awal kehamilan seperti konsumsi makanan dan minuman mengandung gula untuk memenuhi nafsu makan dan mencegah rasa mual juga dapat meningkatkan risiko gigi berlubang. Kondisi ini akan mennjadi lebih kompleks ketika ibu hamil tidak dapat menoleransi penyikatan gigi akibat mual sampai menyikat gigi menjadi diabaikan.

Jika tidak dilakukan perawatan, berisiko terjadinya komplikasi lanjutan dan gigi berlubang, terutama terjadinya infeksi yang lebih luas ataupun timbulnya nyeri hebat di masa kehamilan. Selain itu, penelitian menunjukan bahwa anak-anak dengan kondisi ibu memiliki gigi berlubang saat hamil cenderung mudah mengalami gigi berlubang nantinya. 

Ibu hamil dengan kondisi gigi berlubang harus mendapatkan perawatan di dokter gigi. Selain itu dianjurkan untuk menyikat gigi secara teratur dengan pasta gigi yang mengandung fluor, membatasi makanan mengandung gula, dan gunakan obat kumur mengandung fluor untuk mengatasi efek hilangnya mineral akibat muntah.

 

Gigi Goyang

Peningkatan kegoyangan gigi dapat terjadi pada kehamilan walaupun kondisi gusi sehat. Hal ini dikaitkan dengan perubahan mineral serta peningkatan hormon progesteron dan estrogen yang mempengaruhi kondisi jaringan pengikat gigi. kegoyangan gigi umumnya menghilang dengan sendirinya setelah melahirkan.

Penanganannya cukup dengan observasi oleh dokter gigi yang setelah dilakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa kondisi kegoyangan gigi bersifat sementara tanpa penyereta radang gusi. Tidak diperlukan penambahan suplemen kalsium untuk kondisi ini. Meningkatkan asupan vitamin C disertai pembersihan iritan pada gusi dapat membantu untuk mengatasi kegoyangan gigi.

 

Bau Mulut

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi timbulnya atau memperparah bau mulut selama kehamilan. Selain kebersihan mulut yang buruk, faktor lainnya yang turut berkontribusi antara lain :

  1. Perubahan hormon
  2. Radang gusi 
  3. Gisi berlubang
  4. Mulut kering 
  5. Infeksi jamur pada mulut
  6. Muntah (Hyperemesis gravidarum)
  7. Gastric reflux
  8. Perubahan kebiasaan makakn
  9. Diabetes gestasional

Penanganan ditunjukan untuk mengatasi sebanyak mungkin faktor yang berkontribusi dalam bau mulut, yaitu merawat gigi berlubang dan penyakit gusi, merawat infeksi jamur dan lesi mulut, memberikan hidrasi yang baik, menganjurkan penggunaam antasid dan obat kumur mengandung soda, menganjurkan adaptasi makanan yang sesuai, pemeriksaan ke dokter gigi, dan menekankan pentingnya memelihara kebersihan mulut yang baik.

 

 

Referensi

  1. Noble S L. 2012. Clinical Textbook of Dental Hygiene and Therapy. 2nd John Wiley & Sons, Ltd. UK
  2. Skouteris CA. 2018. Dental Management of the Pregnant Patient. 1st John Wiley & Sons, Inc. UK
  3. Naseem M, dkk. 2016. Oral Health Challenges in Pregnant Women: Reccomendations for Dental Proffessionals. The Saudi Journal for Dental Research vol. 7: 138-146.
  4. Silk H. 2008. Oral Health During Pregnancy. American Family Physician vol. 77 (8).

 

 

 417 total views,  1 views today