disusun oleh : drg. Cerry Puspa Sari

 

 

Selain dengan cara mekanis seperti penggunaan sikat gigi dan penggunaan benang gigi, atau sikat interdental, pembersihan plak juga dapat dilakukan dengan cara kimiawi menggunakan pasta gigi dan obat kumur. Namun pemilihan produk ini harus disesuaikan dengan profil risiko penyakit gigi dan mulut pada masing-masing orang. 

Kali ini mari kita bahas lebih rinci mengenai penggunaan pasta gigi.

 

Pasta gigi

Tidak ada perbedaan signifikan terkait keefektifan hasil pemberssihan plak antara menyikat gigi dengan menggunakan pasta gigi dibandingkan menyikat gigi tanpa menggunakan pasta gigi. Namun, pasta gigi sendiri merupakan media yang sangat efektif untuk memberikan manfaat tambahan lainnya bagi pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. 

Fungsi dari pasta gigi adalah:

  1. Membantu pembuangan plak dan noda pada permukaan gigi serta memoles permukaan gigi
  2. Mencegah dan mengurangi lubang gigi dengan aplikasi fluor secara topikal pada permukaan gigi
  3. Mencegah radang gusi dengan adanya kandungan antimikroba
  4. memperoleh efek lainnya seperti desensitisasi dan pemutihan gigi
  5. memberikan rasa segar pada mulut

Kandungan dari pasta gigi:

  1. Abrasif (Polising). 30-40%. Contoh: sodium bikarbonat (baking soda), kalsium karbonat, kalsium sulfat, sodium klorida, partikel silika dan dikalsium fosfat. Efek: membersihkan dan memoles permukaan gigi tanpa merusak laipsan email gigi serta mencegah akumulasi noda pada gigi.
  2.  Pelembab (humectant). 10-30%. Contoh: gliserin, air, sorbitol, mannitol, dan propylen glycol. Efek: menjaga kandungan pasta gigi tetap lembab (tidak kering).
  3. Agen pengikat. 1-5%. Contoh: Karboksimetil selulosa, hidroksietil selulosa, carrageenan, dan cellulose gum. Efek: mengikat seluruh bahan pasta gigi menjadi satu dan membantu dalam menghasilkan tekstur pasta gigi.
  4. Agen pemberi rasa dan aroma. 1-5%. Contoh: spearmint, peppermint, menthol, eucalyptus, dan aniseed (pemberi aroma), serta sakarin, siklamat, sorbitol, dan manitol (pemberi rasa/pemanis). Efek: menutupi aroma dan rasa dari bahan lainnya, terutama deterjen SLS (Sodium Lauryl Sulphate).
  5. Deterjen (foaming). 1-2%. Contoh; sodium lauryl sulphate, sodium N-lauryl sarcosinate. Efek: busa yang dihasilkan dapat melonggarkan perlekatan plak sehingga membantu sikat gigi dalam melepaskan plak yang menempel pada permukaan gigi.
  6. Pengawet. 1%. Contoh: formalin, alkohol, sodium benzoat. Efek: mencegah kontaminasi bakteri.
  7. Air. Efek: pelarut beberapa bahan dan menghasilkan konsistensi/kekentalan dari pasta gigi. 
  8. Agen terapeutik:
    1. Fluor. Contoh: sodium monofluorofosfat, sodium fluoride. Efek: mencegah terbentuknya gigi berlubang, mengembalikan mineral gigi yang hilang akibat terbentuknya lubang gigi tahap awal.
    2. Agen desensitisasi. Contoh: potasium nitrat, potasium sitrat, stronsium klorida, stronsium asetat, sodium sitrat. Efek: mengurangi atau menghilangkan sensitivitas gigi dengan menghasilkan efek langsung pada saraf gigi
    3. Agen antiplak. Contoh: triloksan. Efek: mengurangi pembentukan plak (agen antibakteri spektrum luas yang dapat melawan bakteri)
    4. Antikalkulus. Contoh: pyrophosphate, ureates, zinc citrate. Efek: menghambat mineralisasi plak, mengubah pH (keasaman) mulut untuk mengurangi pembentukan karang gigi. 
    5. Bikarbonat. Efek: mengurangi keasaman plak gigi.
    6. Pemutih. kandungan ini masih menjadi kontrovesi karena efek pemutihan yang dihasilkan dicapai melalui metode fisik (abrasif) dan mekanisme kimiawi (oksidasi)

Pasta gigi untuk mencegah gigi berlublang

Kandungan fluor di dalam pasta gigi dapat menghasilkan efek pencegahan gigi berlubang. lon fluor harus tersedia dalam jumlah 1000-1100 ppm untuk dapat mencapai efek pencegahan gigi berlubang bagi mereka yang berusia diatas tiga tahun. Sedangkan untuk anak yang berusia dibawah tiga tahun sebaiknya menggunakan pasta gigi khusus untuk anak dengan kandungan fluor tidak lebih dari 1000 ppm yang diulaskan tipis pada bulu sikat gigi. Khusus untuk anak berusia dibawah tujuh tahun, diperlukan keterlibatan dan pengawasan orang tua langsung untuk memastikan pemberian pasta gigi tidak berlebihan dan untuk memastikan anak membuang sisa pasta gigi yang ada didalam mulut setelah menyikat gigi selesai. Hal ini penting dilakukan untuk mencegah terjadinya penyakit fluorosis pada gigi akibat pemberian fluor yang berlebihan. 

 

Pasta gigi untuk mencegah pembentukan karang gigi

Pasta gigi yang dapat mengontrol pembentukan karang gigi mengandung pyrophosphates. Bahan ini mengganggu pembentukan kristal didalam karang gigi. Pasta gigi dengan kandungan pyrophosphates menunjukan pengurangan pembentukan karang gigi baru mencapai  30% atau lebih. Namun pasta gigi ini tidak dapat mempengaruhi karang gigi lama yang sudah terbentuk sebelumnya. Oleh karena itu, untuk dapat mencapai efek paling optimal dari pasta gigi ini, harus dilakukan pembersihan karang gigi yang menyeluruh untuk menghilangkan karang gigi yang sudah lama terbentuk.

 

Pasta gigi untuk mengurangi gigi sensitif

Gigi sensitif ditandai dengan adanya gejala nyeri yang pendek dan tajam akibat terbukanya lapisan dentin gigi karena hilangnya lapisan email gigi diatasnya. Banyak produk pasta gigi yang dibuat khusus untuk mengatasi masalah gigi sensitif ini. Pasta gigi ini bekerja dengan dua cara, yaitu mengganggu respon saraf terhadap stimulus nyeri (ditemnukan pada pasta gigi yang mengandung potassium) atau menutup celah dentim yang terbuka (ditemukan pada pasta gigi yang mengandung stronsium). Hanya saja penggunaan pasta gigi ini diutamakan untuk kondisi sensitivitas gigi yang ringan. 

 

Referensi

  1. Harrison, Peter, Plaque Control and Oral Hygiene Methods. Irish Dental Associaton. http://www.lenus.ie/hse
  2. Daly CG. 2009. Prescibing good oral hygiene for adults. Australian Prescriber vol 32(3).
  3. Murray S. Chana B. 2012. Preventive Dentistry. Clinical Textbook of Dental Hygiene and Therapy. 2nd edition. John Wiley & Sons Ltd.
  4. Mechanical Plaque. http://www.kgmu.org
  5. Plaque Biofilm Control for the Periodontal Patient. http://www.pocketdentistry.com
  6. Pillai VP, Neelakantan P. 2013. Desensitizing Toothpastes for treatment of Dentin Hypersensitivity. International Journal of Pharm Tech Research CODEN (USA) vol 5(4).

 304 total views,  1 views today